My Story.

Mimpi = Bunga Tidur + Pandangan psikologinya



      Setiap orang pasti memiliki mimpi ketika mereka berada dalam tidurnya yang nyenyak.Bahkan tidak bisa dipungkiri seorang bayipun ketika tidur otaknya masih tetap bekerja memvisualisasikan cerita-cerita indah berupa mimpi bukan pemahaman sebuah mimpi yang dialami seperti orang dewasa tentunya.Banyak orang saat ini mencoba menafsirkan mimpi yang muncul dalam tidurnya.Buku-buku primbon atau buku tafsir mimpi pun muncul untuk memenuhi hasrat manusia untuk dapat mengerti arti mimpinya.Sebagian orang lainnya malah ada yang berkata bahwa mimpi hanya lah sebagai bunga tidur semata yang tidak perlu dirisaukan atau dipikirkan ketika kita terjaga,Karena mimpi hanya disimpan dalam ingatan jangka pendek saja.Ketika manusia terjaga dari tidurnya kadang dengan mudahnya kita akan melupakan mimpi-mimpi yang terus menerus hadir sepanjang malam kita,kemudian kadang teringat kembali jika dalam kehidupan sehari-hari tiba-tiba terjadi hal yang sama dengan mimpi itu.Mimpi mengantarkan kita pada kondisi yang bahkan mustahil terjadi di dalam dunia nyata.Mimpi tidak menampilkan secara terperinci suatu kejadian bahkan hal yang terjadi,hanya berupa visualisasi yang kadang berubah-ubah dan kadang juga di tampilkan secara teratur satu persatu.Otak turut andil dalam mengatur rumit dan sederhana atau panjang dan pendeknya kejadian atau cerita sebuah mimpi.Berdasarkan penelitianpun dinyatakan bahwa saat tidur otaklah yang beraktifitas secara aktif,otak kita bekerja lebih ketika tidur dibandingkan ketika kita terjaga.

     Membicarakan tentang mimpi itu sangat menyenangkan.Bahkan sampai sekarang banyak orang mencoba mengkaji bagaimana sebuah mimpi bekerja dan bisa muncul ketika manusia tidur.Mimpi kadang bisa membuat seseorang bahagia dan bahkan bisa membuat orang ketakutan.Seperti bermimpi indah ataupun mengerikan yang tak ingin diingat kembali.Mimpi mungkin juga dapat kita kaitkan dengan dasar biologis dan perilaku manusia.Para peneliti menemukan adanya perbedaan antara pria dan wanita dalam melihat mimpinya.Mengkaji mimpi seperti mengkaji bagian misterius dalam alam bawah sadar manusia.Setiap manusia memiliki persepsinya masing-masing ketika merasakan menjadi tokoh utama dalam skenario mimpi itu .Berikut 4 penjelasan pandangan utama mengapa manusia bermimpi:
  1. Mimpi sebagai keinginan-keinginan yang tak disadari                           Salah satu tokoh yang menguraikan teori psikologi tentang mimpi adalah Sigmund Freud,Bapak psikoanalisis. Beliau menyimpulkan bahwa fantasi-fantasi yang kita alami di malam hari memberikan gagasan atau penjelasan mengenai keinginan, motif-motif, dan konflik-konflik yang sering sekali tidak kita sadari, sebuah “jalan emas menuju ketidaksadaran”. Freud berkata bahwa dalam mimpi kita dapat mengekspresikan semua hasrat dan keinginan terpendam,yang sering kali merupakan sesuatu yang terkait dengan seksualitas atau kekerasan.Dalam bermimpi seberapa aneh dan tidak masuk akalnya mimpi kita,semuanya memiliki makna tersendiri,bahkan bila sebuah pesan dari mimpi menimbulkan kecemasan bagian rasional dalam pikiran kita harus mengubahnya jika tidak maka mimpi akan membangunkan kita sebagai si pemimpi.
  2.  Mimpi sebagai usaha mengatasi masalah                                          Setiap manusia pasti mempunyai masalah hidup masing-masing.Terkadang tidur menjadi suatu solusi mudah untuk menghilangkan kepenatan dan kesedihan hati dari masalah yang di alami.Pendekatan berfokus pada masalah(Problem-focused approach) ini dijelaskan dengan temuan bahwa mimpi cenderung menggambarkan isi yang terkait dengan keadaan seseorang pada saat itu(Domhoff,1996). Sebagai contoh ketika mahasiswa TI diberi deadline tugas dalam waktu 24 jam oleh salah satu dosennya untuk membuat suatu program aplikasi komputer,maka masalah ketakutan apakah bisa untuk mengumpulkan tugas tepat waktu ini bisa saja masuk dalam cerita mimpi mahasiswa tersebut.Mimpi orang-orang yang mengalami depresi cenderung semakin tidak negatif dan lebih positif seiring berlalunya malam,dan pola ini juga dapat memprediksikan pemulihan(Cartwright dkk.,1998). Cartwright menyimpulkan bahwa untuk dapat melewati masa sulit dalam permasalahan yang sering terjadi dalam hidup,dibutuhkan waktu,teman-teman yang baik,gen-gen yang baik, keberuntungan, dan sistem mimpi yang baik.Hal ini dapat menyimpulkan bahwasanya dengan bermimpi bisa mengatasi secara perlahan depresi terhadap masalah yang dialami.
  3.  Mimpi sebagai proses berpikir                                                          Dalam mimpi kita juga ikut berpikir.Berpikir untuk dapat menciptakan skenario mimpi yang akan terjadi. Dalam proses ini menggunakan pendekatan kognitif .Ketika kita bermimpi kita seakan membangun simulasi dari dunia nyata,menggunakan jenis ingatan dalam hal ini ingatan jangka panjang dalam otak kita, pengetahuan, metafora, dan anggapan-anggapan mengenai dunia yang sama seperti yang kita alami ketika tidak dalam kondisi tidur.Pendekatan kognitif ini lebih mengarah kepada kerja otak untuk melakukan aktifitas atau kerja yang sama dengan aktifitas otak ketika terjaga,jadi otak membuat sebuah simulasi real dengan kehidupan nyata si pemimpi.
  4.   Mimpi sebagai interpretasi dari aktivitas otak                                  Penjelasan terakhir ini menggunakan pendekatan teori aktivasi-sintesis yang diajukan oleh J.Allan Hobson(1998,1990) dan Robert McCarley.Menurut teori ini mimpi bukan merupakan “anak-anak dari otak yang diam”,seperti kata Shakespeare,melainkan merupakan hasil dari neuron-neuron bagian bawah otak(pons) yang bekerja secara spontan selama tidur REM(Rapid Eye Movement).Jadi saraf-saraf inilah yang menyebabkan gerakan mata selama tidur.Mekanisme di otak bekerja secara rinci untuk mencoba memaknai sinyal-sinyal mimpi yang masuk melalui neuron-neuron.Menurut teori ini,sinyal-sinyal yang berasal dari pons tidak memiliki makna psikologis sendiri.Kemudian korteks mencoba membuatnya menjadi bermakna dengan mensintesiskan sinyal-sinyal ini dengan pengetahuan dan ingatan-ingatan yang sudah ada untuk menghasilkan interpretasi yang logis.Kelemahan dari pendekatan teori ini adalah tidak menjelaskan mimpi yang logis,berupa cerita atau mimpi non-REM.

Mengkaji sebuah mimpi mungkin tidak akan bisa secara terperinci dan jelas.Karena sekali lagi mimpi bagai misteri dalam diri kita.Tetapi haruslah kita sadari dengan bermimpi tidur malam kita akan lebih menyenangkan. Semoga kita sebagai manusia bisa lebih bijak dalam mengartikan mimpi-mimpi kita,dan menganalisanya secara lebih logis dan masuk akal. ^ ^

Referensi:
Unknown Unknown Author

Popular Posts

search